Monday, April 18, 2011

Semua Karena Cinta

Minggu, 17 April 2011
Hujan turun tanpa kenal kompromi, petir-petir menyambar berkilau seakan memotretku dari langit, menambah galau hatiku. Rasa khawatir melanda tatkala aku melihat jam dinding, sudah jam setengah tujuh malam. Padahal tadi suamiku pamit pukul lima sore, "Yang, aku cuci motor dulu ya.." Dengan rasa malas aku menjawab sekenanya, karena memang aku sedang tidur-tiduran di kamar, melepas lelah karena aktifitas di gereja tadi siang. Saat itu cuaca masih cerah, belum hujan. Biasanya cuci motor hanya setengah jam saja dia sudah kembali, tapi sampai jam segini kenapa belum pulang. Kekhawatiranku memuncak saat hujan makin deras turun, saat aku lihat jam menunjukkan pukul tujuh malam. Dia tidak membawa HP, jaket, juga helm. Hal pertama yang kulakukan adalah menelepon mertuaku, siapa tau dia telpon ke rumah sebelum pergi dan pamitan mau pergi ke tempat lain setelah cuci motor. Tapi ternyata tidak menelepon. Akhirnya...dengan gundah gulana, aku memberanikan diri keluar rumah, menerjang hujan dan banjir, untuk menyusulnya. Memang kebetulan komplek rumahku selalu banjir kalau hujan besar, meskipun sebentar. Aku sempat bertanya ke tetangga, dan tukang gorengan yang lewat, tempat cuci motor lain selain yang aku tau. Memang biasanya suamiku cuci motor di dekat pasar patra, tapi siapa tau ada tempat lain.
Aku melanjutkan langkahku yang berat karena menerjang banjir yang tingginya hampir selutut. Untung ada tukang bajaj yang lewat. Dan Puji Tuhan, bertemu dengan orang yang baik, saat kita hampir sampai di pasar patra, banyak mobil mogok yang terjebak banjir, kamipun putar balik dan melewati gang komplek, karena gang itu juga tergenang air, si tukang bajaj itupun turun, dan menawarkan untuk mengantarku jalan kaki perlahan-lahan. Dengan sopan dia berkata : "Ibu, ikutin saya saja ya, di belakang saya, biar kalau ada lubang ibu tidak jatuh." Dia rupanya tau aku sedang hamil, mungkin karena aku jalan sambil memegang perut.
Jalan perlahan akhirnya sampai juga di depan jalan raya, menyebrang sekali dan sampailah ke tempat cuci motor itu. Aku melihat sosok yang kukenal, orang tercinta, gagah, putih, tampan, dan itulah suamiku yang sedang duduk di bawah pohon untuk berteduh. Lega luar biasa, lega sekali, karena dari tadi nafas seperti terhenti, karena rasa kekhawatiranku itu. Setelah membayar tukang bajaj, aku pun langsung di peluk oleh suamiku, dia minta maaf karena tidak membawa HP, membuat aku khawatir.

Mungkin saja hal yang aku lalui ini hanyalah rasa khawatir yang berlebihan, tetapi satu hal yang aku rasakan : ini semua karena Cinta.

Friday, April 15, 2011

Pregnancy is a kind of miracle

Puji Tuhan....
Tuhan tidak membiarkan anaknya berseru meminta, Tuhan selalu memberikan anugrah-Nya yang luar biasa.
Puji syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada Bundaku Bunda Perawan Suci Maria, atas terkabulnya doa Novena Tiga Salam Maria....

Kamis, 7 April 2010, aku positif hamil. Karena sudah terlambat datang bulan 5 hari dan kebetulan 2 hari aku merasa demam, suami curiga mungkin aku hamil. Dan kamis pagi kami langsung cek memakai alat test, dan Puji Tuhan aku positif. Malamnya kami langsung ke RSIA Family, dan periksa dengan Dr. Robby Indratto, SPOG, untuk segera mendapat pengarahan dan vitamin yang bagus. Memang sebelumnya aku sudah mencari informasi mengenai dokter obgyn yang bagus. Dan Dr. Robby adalah pilihan kami. Orangnya sangat ramah, dan komunikatif, bagi kami yang baru akan memiliki anak pertama pasti butuh dukungan dan semangat dari dokter. Selain itu dia langsung memberi kami kartu nama, artinya, kapan saja dia bisa dihubungi, ini hal penting :)  Aku banyak bertanya kepada teman-teman yang kebetulan sebagian besar memakai Dr. Robby, tentang bagaimana membantu dari kehamilan awal hingga proses kelahiran normal maupun operasi cesar. Jawaban mereka, sangat memuaskan. Oh ya, satu lagi, dokter ini masih muda dan tampan.. hehehehehe...

Sejak tau aku hamil, aku tak henti-hentinya bersyukur. Aku akan menjaga janin ini hingga menjadi seorang bayi yang sehat, sempurna, dan lucu. Aku tau, aku tidak mungkin mengandalkan diri sendiri ataupun suamiku, aku serahkan semua kepada Tuhan. Karena aku percaya, aku aman di genggaman tangan-Nya. 9 bulan ini akan menjadi bulan-bulan yang mendebarkan. Aku akan melaluinya dengan selalu bersuka cita senantiasa.

Pregnancy is a kind of miracle. Miracle from God.

Luk 1:44 = "Sebab sesungguhnya, ketika salam-Mu sampai ke telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan."

Yer 1:5 = "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."

Mzm 22:10 = Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku."

Mzm 139:13 = "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku."

Mzm 71:6 = "Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkau telah mengeluarkan aku dari perut ibuku, Engkau yang selalu kupuji-puji."

Yes 7:14 = Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda, Sesungguhnya seorang perempuan akan mengandung dan melahirkan."

Ul 28:11 = "Tuhan akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu, di tanah yang dijanjikan Tuhan dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu."

Wednesday, April 6, 2011

Naskah Drama Paskah (2011)

Bagi para guru/pembina sekolah minggu, aku ingin share naskah yang selesai aku buat Maret kemarin.
Semoga berkenan dan berguna ya..

Judul : TELUR PASKAH
Pemain : 1. Pak Kelinci, 2. Chiki, 3. Chiko, 4. Kancil

Babak I

Narator : "Suatu pagi yang cerahhh sekali, terdengar suara di ayam yang merdu berkokok..."

Chiki : "Kukuruyuuuuukkk..... Wahhh, indahnya pagi ini. Aku bersyukur Tuhan untuk hari yang baru ini. Kau memberi udara segar dan hari yang indah... Kukuruyuuuukkk...."

Chiko : "Selamat pagi Chiki... Kukuruyuuukkk..."

Chiki : "Selamat pagi Chiko.... "

Chiko : "Wahh, lihat... Telur-telur kamu sudah terkumpul sangat banyak!"

Chiki : "Iya Chiko, aku akan memberikan telur-telurku pada Pak Kelinci, sebentar lagi kan Hari Paskah, dan telur-telur kita bisa digunakan untuk merayakan Paskah.."

Chiko : "Ohhhh iya... Horeee... Hari Paskah segera datang... Mari kita rayakan.."

Chiki : "Mari kita ke rumah Pak Kelinci, untuk memberi tahu, kita akan menghadiahkan telur-telur ini untuk Hari Raya Paskah..."

(Selingan Lagu)

Babak II

Narator : Disaat Chiki dan Chiko pergi ke rumah Pak Kelinci, datanglah Si Kancil yang sedang kelaparan. Dan.. apa yang terjadi adik-adik?? Duduk yang manis dan kita lihat apa yang akan dilakukan Si Kancil ya...

Kancil : "Aduhhh....lelah juga nih.... Habis jogging di Monas....muter-muter...mending kalau kayak es puter... enakk, dingin lagiii.... (sambil kipas-kipas memakai topinya)... Mana haus dan lapar nih...."
(Kancil menemukan telur milik Chiko & Chiki, yang ditaruh di keranjang di halaman rumah Chiki)

Kancil : "Wow....apaan nih? (celingak-celinguk). Rupanya telur... Wow......"

Kancil : "Wah..wah...slruuppp... enakkkk.... bisa untuk bikin telur omelet, telur sambal goreng, telur kentang, telur daging cincang, telur asin, telur balado.... Ahihihihihi....tapi emnding bikin telur rebus saja... yang gampang..hehehe..."
(sambil jingkrak-jingkrak pelan-pelan, Kancil mencuri telur-telur itu)

Lagu : "Si Kancil anak nakal... Dia mencuri telur.... Ayo lekas ditangkap.... Jangan diberi ampun..."

Babak III

Narator : Adik-adik.....ternyata telur-telur itu dicuri oleh Si Kancil... Kasihan Chiki dan Chiko yang sudah susah payah menjaga telur-telur itu... Padahal telur-telurnya mau di persembahkan untuk merayakan Paskah.
Sementara itu, Pak Kelinci, Chiki, dan Chiko sudah tiba di rumah Chiki untuk mengambil telur-telur itu. Adik-adik yang manis... Kita saksikan kelanjutannya yuk...

Pak Kelinci : "Nah... kita sudah sampai di rumah Chiki..."

Chiki : "Iya Pak Kelinci, nanti telur-telurnya bisa Pak Kelinci pergunakan untuk merayakan Paskah. Bisa untuk lomba mencari telur, lomba menghias telur, lomba... ehmmm... lomba apalagi ya???"

Chiko : "Lomba makan telurrrr.... Hihihihi....

Chiki : "Husss....kamu nih, kerjanya makan melulu....

Pak Kelinci : "Hahaha.....terima kasih ya anak-anakku... Kalian memang anak-anak yang baik... Selain untuk lomba, telur-telurnya bisa kita gunakan untuk berbagi kepada anak-anak lain yang membutuhkan."

Chiki : "Iya Pak Kelinci..." "Nah.. mari kita ambil telur-telurnya.."

(Mereka bertiga menuju ke halaman rumah Chiki, tapi mereka kaget karena telur-telur di keranjang itu hilang)

Chiki : "Lho.... lho.... lho.... Kemana telur-telurku? Hik..hik...hik...kok tidak ada? Tadi aku taruh di keranjang ini? Apakah ada yang mencuri?"

Chiko : (sambil celingak celinguk) "Jangan-jangan telurnya sudah menetas... Dan anak-anak ayamnya berlarian..."

Chiki : "Aduhhhhh Chiko.... Bukan saatnya bercanda nih... Kemana telur-telurku???"

Pak Kelinci : "Sudah...sudah... Jangan berantem, mari kita cari bersama-sama... (sambil ikut membantu mencari, Pak Kelinci menemukan topi berinisial K). Lho...? Topi milik siapa ini?"

Chiki : "Hemmm..... K?? Kira-kira siapa ya?"

Chiko : "Pak Kerbau??"

Chiki : "Tidak mungkin, tadi waktu kita lewat sawah, Pak Kerbau sedang membajak sawah, lagian dia kan makannya rumput....bukan telur.... Gimana sih kamu Chiko??"

Chiko : "Ohhh iya ya.... (Berpikir sambil garuk-garuk kepala).... Ehmmmm.... Atau...Pak Kera???

Pak Kelinci : "Kebetulan Pak Kera kemarin pamitan ke saya, dia mau ke kampung seberang untuk mengambil pisang."

Chiko : "Lalu siapa donggg???"

Chiki : (sambil mengernyitkan dahi... berpikir) "Mmmmm.....apa mungkin Si Kancil ya? Dia kan terkenal nakal..."

Chiko : "Oiyaaa.....Pasti Si Kancil tuh... Siapa lagi kalau bukan dia. Kurang ajar Si Kancil. Mari kita laporkan ke polisi... Biar di penjara!!"

Pak Kelinci : "Astagaaa....! Jangan anak-anak, Tuhan Yesus saja selalu mengampuni kita. Sebaiknya kita ke rumah Kancil, kita tanya baik-baik dulu, apakah benar dia yang mengambil telur-telurnya."

Chiki&Chiko : "Baiklah..."

(Selingan Lagu)

Babak IV

Narator : Mereka bertiga berjalan menuju ke rumah Si Kancil. Untuk memastikan apakan benar Si Kancil pelakunya...
Si Kancil terlihat melahap telur rebus, sambil bersenandung dan bersiul-siul, bernyanyi-nyanyi...

Pak Kelinci, Chiki, Chiko sampai ke rumah Si Kancil.

Pak Kelinci : "Kancil...sedang apa kau? Makan telur ya? Saya mau bertanya... Apa benar kamu makan telur-telur yang kamu curi di rumah Chiki?"

Kancil : "Tiiii...dakkk... Buubu..kan akuu koook..." (sambil menyembunyikan telurnya di belakang tubuhnya)

Chiki : "Ayo mengaku saja... Kan sebagai anak Tuhan Yesus kita tidak boleh berbohong..."

Chiko : "Iyaa... Kalau tidak mau mengaku, aku pukul kamu!"

Pak Kelinci : Anak-anak...sudah...sudah.... Jangan ribut dulu. Kancil... saya mau bertanya, apakan ini topi kamu?"

Kancil : "Betullll, ini topi saya... Hehehe...Wahhh.....saya kira topi saya hilang ketiup angin pas tadi saya lari bawa te... Opsss...."

Chiki : "Te... te apa Kancil?? Telur ya??

Pak Kelinci : Topi kamu tertinggal di rumah Chiki. Jadi kamu yang mengambil telur-telur itu? Aduhh Kancil, kenapa kamu mencuri??"

Kancil : "Ma...ma...maaf.....teman-teman... Habis tadi aku kelaparan..."

Chiki : "Kancil... Telur-telur itu kan mau dikumpulkan untuk merayakan Paskah. Kalau kamu ambil, nanti kita tidak bisa mengadakan lomba dan memberi hadiah kepada teman-teman kita yang kekurangan dong.."

Kancil : "Aku minta maaf teman-teman.... Telurnya tersisa cuma sedikit.... Yang lain sudah kumakan..."

Pak Kelinci : "Ya sudah.... Kancil sudah minta maaf... Yang penting jangan sampai diulangi lagi ya. Ingat anak-anak, Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk saling mengampuni. Dia saja rela mati di kayu salib untuk menebus dosa kita.

Kancil : "Iya Pak, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi..."

Chiki : "Trus, kita pake telur darimana, Pak Kelinci? Kan telurnya tersisa cuma sedikit?"

Pak Kelinci : "Begini saja, kita gunakan saja telur yang ada, kita bisa menambahkan buah-buahan, dan makanan lainnya, untuk berbagi kepada teman-teman yang membutuhkan"

Chiko : "Betul Pak Kelinci, berarti kita masih bisa merayakan Paskah bersama teman-teman dong... Horeee..."

Chiki : "Iya, kita buat acara Paskah yang meriah yukkkk"

Kancil : "Teman-teman, aku juga ikut membantu ya....

Pak Kelinci : "Nah, anak-anak... Mari kita bersama-sama mempersiapkan semuanya."

Narator : Adik-adik.... Akhirnya Si Kancil mau mengakui kesalahannya dan tidak akan mengulanginya lagi. Merekapun dengan bersuka ria mempersiapkan acara Paskah..
Kebangkitan Tuhan Yesus membuat kita menjadi baru dan kasih sayangNya begitu besar bagi kehidupan kita. Tuhan Yesus memberkati kita semua... Selamat Paskah!!

(Lagu Penutup)


---SELESAI---


HAPPY EASTER